Ada indikasi bahwa ada STT aliran Pentakosta yang kurang memahami kecakapan pelayan yang dibutuhkan oleh Gereja aliran Pentakosta Kharismatik, hal ini terbukti dari respon yang kurang memuaskan dari pengguna lulusan. Berdasarkan permasalahan ini, maka penelitian ini berfokus meneliti; Pertama, seberapa besar tingkat kebutuhan Gereja aliran Pentakosta Kharismatik pada kecakapan yang telah diberikan oleh Prodi Teologi STT KAO? Kedua, seberapa besar tingkat kebutuhan Gereja aliran Pentakosta Kharismatik pada kecakapan menggunakan media untuk menunjang pelayanan masa kini. Ketiga, apa saja kecakapan holistik dari lulusan Prodi Teologi STT KAO yang paling dibutuhkan oleh Gereja aliran Pentakosta Kharismatik?
Kecakapan holistik dari lulusan Prodi Teologi STT KAO yang paling dibutuhkan oleh Gereja aliran Pentakosta Kharismatik adalah; pertama, urutan dari yang tertinggi sampai yang terendah, lima (5) kecakapan yang paling dibutuhkan pemimpin gereja dari lulusan program studi Teologi
Penelitian ini berfokus untuk meneliti dan merumuskan materi tentang kepemimpinan hamba dalam surat-surat pengembalaan yang sebagai kunci keberhasilan memimpin gembala jemaat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh peneliti. Surat penggembalaan yang terdiri dari surat 1 dan 2 Timotius dan surat Titus, memunculkan ide materi kepemimpinan hamba dalam mencapai keberhasilan penggembalaan, ide materi yang ditemukan melalui eksposisi tiga surat terbagi menjadi empat garis besar yakni, materi tentang pertumbuhan kerohanian pemimpin, materi tentang sikap pemimpin hamba, keterampilan mengajar jemaat, dan kemampuan managerial penggembalaan. Dengan demikian, tulisan ini merupakan rancangan materi kepemimpinan hamba dalam mencapai keberhasilan penggembalaan dalam memimpin gereja Tuhan.
Materi ajar yang biasanya
disampaikan dosen secara langsung dikelas tidak dapat lagi dilakukan karena aturan pemerintah yang ketat
mengenai social distancing, sehingga keadaan ini mempersulit proses belajar-mengajar.
Penelitian yang dilakukan kepada hamba-hamba Tuhan Gereja Bethel Tabernakel se-MPW Semarang, didasari anggapan bahwa Denominasi ini lahir dari pergerakkan spiritualitas pentakosta di Indonesia, dan kemudian dalam perkembangannya memilih bentuk badan persekutuan yang mengedepankan otonomi gereja lokal. Sedemikian otonominya maka dimungkin kan gereja-gereja lokal memilih corak gaya hidup kerohaniannya sehingga tidak menutup kemungkinan beralih kepada spiritualitas yang lain. Hasil penelitian pemahaman ini menunjukkan bahwa hamba-hamba Tuhan GBT se MPW Semarang masih dalam kategori baik, yaitu 86% dalam pemahamannya tentang penerapan spiritualitas pentakosta dalam pelayanan pastoral. Tentu saja pembenahan yang mengarah kepada pemantapan pemahaman, khususnya dalam karunia-karunia Roh Kudus, penyampaian verbal ke-pentakostaan dan kemandirian pelayanan kaum awam, supaya berkembang dalam implementasi dan bukan hanya dala
Efesus 4:1-16 ini menjelaskan adanya kesatuan tubuh Kristus yang memiliki karunia yang berbeda-beda dan saling memperlengkapi. Secara khusus yang menjadi sorotan adalah Pelayanan penginjilan. Hal ini menjadi fokus peneliti bahwa setiap murid Kristus memiliki karunia-karunia Roh yang dapat digunakan untuk menyampaikan Injil kepada setiap orang yang belum mengenal Kristus. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui kendala-kendala pemuridan pemberitaan Injil yang dilakukan secara online oleh Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia di masa pandemi. Yang kedua adalah menemukan model pemuridan yang tepat di dalam Efesus 4:1-16. Penelitian ini memakai beberapa dimensi yang berhubungan d
Penelitian Studi Kasus Prinsip Pendisiplinan Tuhan Yesus Berdasarkan Markus 8:33 Di Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana prinsip pendisiplinan Tuhan Yesus berdasarkan Markus 8:33 dan penerapannya di STT KAO sehingga kualitas pendisiplinan bisa ditingkatkan karena menurut para ahli pendisplinan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja para staff dan karyawan di suatu organisasi . Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan jenis Studi Kasus. Penelitian dilaksanakan dengan terlebih dahulu membuat pertanyaan wawancara dan diberikan kepada seluruh responden (pimpinan, dosen, staff dan karyawan) yang ada di STT KAO melalui google form dan sebanyak 15 form telah kembali serta diisi dengan baik oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka prinsip pendisiplinan Tuhan Yesus berdasarkan Markus 8:33 dan penerapannya di Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega adalah meliputi
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Laporan dari kitab Kejadian, yaitu dalam kisah penciptaan mengungkapan dengan jelas, bahwa Allah meciptakan manusia serupa dan segambar dengan dirinya. Namun kuasa dosa telah merusakkan semuayang baik dan yang sempurna itu. John Wesley lebih tegas mengatakan bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa mengakibatkan kerusakan secara total dalam keserupaan moral (moral image) edengan Allah.1 Pemuliah gambar Alah menjadi alasan mendasar, mengapa Allah masih terus berkarya ditengah-tengah umat kepunyanNya. Donald Guthrie dalam sebuah tulisan mengatakan: “bila disederhanakan berita Perjanjian Baru dapat diringkas menadi “Allah menginginkan kita menjadi anak-anakNya, dalam gambar keserupaan dengan Dia. Allah bertujuan membentuk kita semedikian, sehingga menjadi mirip denganNya”.
Pribadi manusia baru yang adlaah keserupaan gambar Allah, meru
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Secara sederhana, persepsi manusia pada umumnya bercorak dualisme. Persepsi dualisme tersebut tampak antara hal spiritual yang dipertentangkan dengan hal yang material, agama yang dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan, dan pikiran yang dipertentangkan dengan iman. Dualisme antara pikiran dan iman sedemikian tajam, sehingga membuat hubungan keduannya menjadi topik perdebatan yang memerlukan pengamatan khusus. Dalam tulisan ini dualisme yang disoroti adalah mengenai konflik antara penggunaan pikiran dan iman. Konflik antara kelompok yang lebih mengagungkan pikiran dan iman, dikemudian hari menjadi dua kelompok ekstrem. Ekstrem pertama adalah kelompok yang mengabaikan iman, yaitu kelompok yang menyatakan penolakannya terhadap iman dan agama. Kelompok yang menganut pandangan ini adalah penganut paham sekularis, materialisme, relativisme, nihilisme, fasisme, dan atheisme.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih ada banyak kebingungan di antara jemaat tentang apakah orang Kristen dapat murtad dan apakah Tuhan tidak memiliki kuasa untuk menjamin keselamatan orang percaya. Peneliti percaya bahwa Kekristenan memiliki keunikan dalam ajarannya, yaitu jaminan atau kepastian keselamatan. Sedangkah topik murtad menjadi bahan perdebatan sendiri yang membuat kepastian keselamatan yang dimiliki orang Kristen seolah menjadi tidak pasti lagi. Peneliti menjumpai beberapa pelayan Tuhan di gereja tempat Peneliti melayani, bahwa sebagian pelayan meragukan apakah mereka cukup kudus untuk dapat masuk sorga. Ada juga yang bertanya tanya jika orang Kristen berdosa dan mati, apakah orang itu dapat masuk ke sorga. Ada juga yang menanyakan apakah kategori orang Kristen yang murtad itu. Hal ini tentu semakin diperparah dengan kenyataan bahwa para pendeta juga memiliki pendapat yang berbeda
Melakukan misi Amanat Agung merupakan tugas gereja secara umum, yang harus dilakukan oleh semua orang percaya. Melakukan misi di era 4.0 merupakan tantangan tersendiri, dan sekolah teologia harus memberdayakan mahasiswa dengan karunia Roh Kudus yang dapat menjawab kebutuhan pelayanan misi di era ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menerapkan metode deskriptif dan fenomenologi untuk menunjukkan gambaran kebutuhan pelayanan terkait misi di era 4.0. Hasilnya, seorang pemimpin harus terlebih dahulu berdaya dalam hal karunia sehingga dapat mengoptimalkan karunia yang ada dalam diri para mahasiswa. Tuhan menghendaki supaya setiap orang percaya bukan hanya mengetahui bahwa “ada karunia Roh Kudus”, tetapi juga supaya “mengetahui kebenaran tentang karunia Roh Kudus”. Karena ada pemahaman yang benar, ada pemahaman yang keliru. Setiap manusia format alamiahnya dikendalikan oleh unsur jiwani. Begitu kita dibaptis Roh