EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN YANG MEMBERDAYAKAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN GEREJA DI GEREJA JKI MARANATHA UNGARAN
Musa adalah pemimpin yang baik, namun secara de facto dirinyalah yang menjadikan Israel tidak bergerak secepat yang diinginkan. Ia tidak membuat suatu budaya kerja yang mendorong gerak yang kuat dengan memberdayakan pengikutnya. Ia menjadi pusat dinamika komunitasnya. Akibatnya, kekuatan dari komunitasnya ditentukan oleh kekuatannya sendiri, sedangkan potensi-potensi orang lain yang Tuhan letakkan di sekitarnya, terbengkalai (Kel. 18:17-18). Namun setelah Musa melakukan pemberdayaan, pekerjaan lebih mudah dan lebih efektif (Kel. 18:21-23). Pemimpin yang bekerjakeras sendiri dan tidak melakukan pemberdayaan akan memperlambat langkah organisasi berkembang. Gereja JKI Marantha Ungaran sebenarnya telah menerapkan pola kepemimpinan yang memberdayakan, namun dirasa belum cukup maksimal. OLeh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahu seberapa besar efektifitas kepemimpinan yang memberdayakan dalam meningkatkan pertumbuhan gereja di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Maranatha Ungaran.