Kesaksian Alumni

Titin Martanti, S.Pd (Alumni STT KAO tahun 2017, Angkatan 22)

     Setiap individu dalam dunia ini memiliki sejarah hidup yang berbeda-beda pada tiap fase kehidupannya. Ada peristiwa yang menyebabkan ia merasakan kebahagian dan kedukaan selama menjalani kehidupannya. Allah memberikan kebahagian supaya kita mampu menjalani kehidupan dengan penuh harapan yang pasti. Sedang kedukaan diberikan supaya kita kuat dan tidak pantang menyerah. Inilah kenyataan hidup.

     Saya sebagai salah satu alumnus STT KAO Semarang harus menerima kenyataan hidup yang tidak bisa saya lupakan, yaitu harus menjalani masa praktek satu tahun di Daniel Creative School, sebuah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah yayasan yang sama dengan STT KAO. Saya di tempatkan di departemen kerohanian untuk melayani anak TK dan SD. Ini sungguh di luar ekspektasi saya kala itu, karena saya adalah mahasiswa pertama yang dipraktekan di tempat tersebut. Saya sempat meragukan kemampuan diri sendiri, karena merasa minim pengalaman mengajar, apalagi hanya memiliki kemampuan berbahasa Inggris level 1. Namun, sebagai orang yang bertipe pejuang, menyerah bukanlah solusi. Saya memilih untuk menghadapinya.

     Awal-awal berada di sekolah tersebut saya merasakan mental blok, karena belum terbiasa dengan lingkungannya. Untungnya saya dihiburkan dengan keberadaan anak-anak pada saat jam istirahat. Ketika melihat mereka, saya terinspirasi untuk memacu diri saya agar dapat mengembangkan kemampuan skill berbahasa Inggris. Saya mulai membiasakan diri menyapa mereka dengan kalimat bahasa Inggris, kemudian mengulangi setiap kalimat yang diucapkan oleh para guru yang cap..cis..cup berbicara bahasa Inggris pada saat mereka menjadi MC untuk event creative.

     Hukum alam dan hukum Allah ternyata saling menyatu. Usaha saya melatih skill berbahasa Inggris membuahkan hasil. Saya diberikan kesempatan mengajar mata pelajaran character building di kelas 5. Saat itu saya dengan percaya diri menggunakan bahasa Inggris walaupun masih banyak kata yang saya ucapkan dalam bahasa Indonesia. Kemudian mengajar mata pelajaran Faith (Pendidikan Agama Kristen) di kelas 6 dalam bahasa Inggris dari tahun 2018 hingga saat ini. Di tahun ajaran 2021-2022, saya mengajar siswa kelas 5 dan 6 serta mengerjakan tugas pastoral sebagai support system unit DCS elementary.

  •                                         


     Pada saat ini, perjuangan untuk mengasah skill berbahasa Inggris masih berlangsung. Mengapa? Karena belajar sambil mengajar adalah dua hal yang harus dilakukan dengan usaha effort yang lebih besar.  Sesungguhnya saya bisa berjuang karena pertolongan Tuhan. Selain itu karena adanya sumbangsih dari didikan yang pernah saya dapatkan di STT KAO, utamanya pada saat menjalani CDC (Character Development Camp) dan menjalani kehidupan berasrama. Di CDC saya belajar mengenai ketegaran, ketulusan, pengorbanan dan penghargaan terhadap pemimpin. Kemudian dalam kehidupan berasrama saya belajar untuk mandiri, bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang ada dan menghargai teman-teman yang berbeda suku. Finally, I would say thank you for all lectures that  have trusted me and gave me an oppurtunity to learn in DCS. My faith, this seminary is growing up better.  Thank you and GBU abundantly. (terjm.: akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada semua dosen yang telah menaruh percaya kepada saya dan memberi saya kesempatan untuk belajar di DCS. Iman saya berkata bahwa seminari ini akan bertumbuh semakin baik) 

Foto mengajar di masa Pandemi Covid-19

  •                                                                                                                         
  •                                            

Foto sampul diambil sebelum Pandemi Covid-19