Kesaksian Alumni

Pdm. Sadrak Simanjuntak, M.Th (alumni STT KAO tahun 2020) dan Elisabeth Sujiati, S.Pd (alumni STT KAO tahun 2015))

Pernahkah kita melihat sebuah pertandingan sepak bola & sangat berbahagia karena jagoan kita menang? Sesenang-senangnya kita tetaplah pemenang sesungguhnya adalah mereka yg ikut bertanding. Demikian juga halnya prinsip yg kami pegang, pemenang yg sesungguhnya adalah dia yg mau berjuang melawan ketidaknyamanan, ketidakmampuan, keterbatasan & menaklukkan diri terhadap semua keinginan.

Setelah lulus dari STT KAO , Memang keputusan untuk mengambil pelayanan di sebuah kota pinggiran yg jumlah jemaat sangat minim adalah suatu tantangan bagi kami. Waktu itu Kami benar2 sadar & tau bahwa disana akan ada penderitaan, air mata & banyak pengorbanan.

Emm.. Dan Ternyata yg kami perkirakan benar adanya, untungnya kami sdh menyiapkan hati & mental menghadapi semua itu (rupanya penderitaan di kampus, adalah cara Tuhan melatih kami supaya kuat untuk menghadapi segala tantangan?)

Jemaat yg kami layani awalnya berjumlah 12 orang dan mereka adalah jemaat yg tergolong kelas bawah secara sosial, tak sedikit dari mereka hidup pas-pasan bahkan kekurangan. Kalau secara finansial sungguh tidak ada yg bisa diharapkan. Pantas saja sebelum kami kesini banyak yg menganggap pilihan kami ini bodoh. Dikala teman-teman seusia kami mereka sudah sukses dengan pekerjaan yg baik, gaji besar kemana-kemana naik mobil sedangkan kami malah memilih menderita.

Tidak jarang kami mengalami kekurangan, tidak ada uang bahkan hanya untuk makan saja kami harus nangis ngrengek-ngerengek dulu sama Tuhan, ya ampun kami pernah di situasi itu. Hal yg paling menyakitkan adalah ketika susu anak habis & tak ada uang untuk membeli kami terpaksa kasih air gula. Untungnya puji Tuhan dia sehat sampai hari ini. Semua keadaan itu tak ada satupun yg tahu, termasuk jemaat, keluarga, teman dan tetangga karena kami sepakat untuk menutupinya rapat-rapat.

Saya ingat betul disaat itu malah ada beberapa tetangga yang datang meminta kami untuk membeli rukonya, membeli tanahnya, dll hahahha. Gak tau mereka kalau kami barusan berdoa nangis-nangis minta makanan. Ya karna kami komitmen keadaan apapun tidak boleh mengurangi sukacita dan damai sejahtera dalam hati kami jadi yang terlihat kami selalu kelimpahan. Lagian kalo pas ada berkat kami suka berbagi.

Kami selalu percaya Tuhan baik dan tidak akan membiarkan kami mati konyol di ladang kepunyaan-Nya. Kamipun sering mengalami mujizat dan pemeliharaan Tuhan yang luar biasa. Suatu hari karena tidak ada uang, terpaksa dengan iman tabung gas dan tempat beras kami tumpang tangan supaya tidak habis ehh betul terjadi gas dan berasnya tidak habis-habis kami pakai beberapa minggu sampai ada uang untuk beli. Pernah juga di transfer uang sama orang yang tidak kami kenal dan juga sering diberkati orang-orang yang tak terduga. Menabur pasti menuai ya.

Apakah tantangannya itu saja?? Ya jelas tidak. Pernah kami beberapa bulan tidak tenang karena ada orang yang tidak suka dengan keberadaan kami dan mencoba menyerang dengan mengirim hal-hal mistis. Pas kami makan eh tiba-tiba ada paku berkarat di nasi, besoknya jarum pentul, suasana rumah jd horor dll ya untungnya kita punya Yesus yg selalu melindungi kami.

Belum lagi pada awalnya, gereja kami ini dianggap sesat dan banyak orang insecure terhadap kami, ya mungkin karena masa lalu sejarah gereja ini, entahlah. Tapi puji Tuhan kami bisa membuktikan semua baik dan malahan sekarang banyak kepercayaan yg diberikan kepada kami oleh rekan-rekan hamba Tuhan dan masyarakat sekitar.

Kuncinya ya sabar dan setia saja. Penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan kemuliaan. Seperti ajaran Rasul Paulus dan selalu diingatkan oleh Bapak Gembala Senior Om Bekti.

Tahun pertama, ke-2,ke-3 puji Tuhan jemaat semakin bertambah ada 30an jiwa,  kami sangat bahagia karena melihat mereka bertumbuh secara rohani dan banyak jiwa datang kepada Tuhan.

Tahun ke 4 , Puji Tuhan istri diangkat sebagai PNS itu adalah pekerjaan Tuhan pastinya dan saya juga diberi kepercayaan banyak hal. Setidaknya drama nangis-nangis minta makan sudah lewat ya.

Banyak hal lagi yang kami alami di tempat ini sampai hari ini pelayanan kami masuk tahun ke-7 dan jumlah jemaat sekitar 60 jiwa. Kami percaya Tuhan akan lebih lagi menyatakan kuasa-Nya dan menyertai kami dalam pelayanan ini. Puji Tuhan sekarang kami tidak pernah berkekurangan & selalu dalam pemeliharaan Tuhan yg sempurna. 

Kami juga sedang bergumul untuk gereja dan pastori yg permanen karena sampai hari ini kami juga masih kontrak-kontrak, bantu doa ya.

Bersyukur sekali pembelajaran secara akademik maupun non akademik di kampus STT KAO sangat banyak membantu dan membekali kami dalam ladang pelayanan ini. Thanks for all dosen & staf yg mendidik kami dengan kesabaran. Teruntuk kawan-kawan yang bekerja di ladang Tuhan tetaplah semangat dan setia sampai akhir. Gbu